Sabtu, 01 November 2014

Seni Terdahsyat Itu Disebut…



Seni Terdahsyat Itu Disebut…

Sumber: http://indari.blogspot.com 

Menulis adalah seni! Seni pencurahan isi jiwa dan hati. Benarkah? Bagi seorang penulis sejati jawabannya bisa iya bisa juga tidak. Menulis karena pesanan dengan kata kunci sering membuat kelimpungan karena bisa saja di luar minat kepenulisan kita. Menulis skenario dengan alur yang sudah ditentukan output-nya juga kadang di luar nalar. Menulis karena sedang tidak mood hasilnya bisa berantakan seperti kapal pecah di tengah Samudra Hindia. Tapi, itukah bejibun alasan yang membuat menulis tidak memiliki seni? No!
Menulis, mood, antara penting dan tidak penting. Indari Mastuti, CEO Indscript Creative, pencetus Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) serta penggagas Ibu-Ibu Doyan Bisnis (IIDB) mengatakan segala bentuk mati surinya menulis karena satu hal, tidak menulis. Maka jawaban segala alasan di atas adalah menulis, menulis dan menulis. Dan, ide ciamik terbarunya yang dahsyat adalah metrik penulisan, suatu metode lain yang bertujuan untuk mencapai target penulisan. Dengan metrik penulisan ini, target yang menjadi rencana kita menjadi lebih mudah dan teratur menurut skala prioritas. Jadi segala deadline yang harus dikejar bisa dijadwalkan secara tepat. Hasilnyapun sesuai yang diharapkan. Contoh mudahnya dalam sehari harus menulis 5 halaman, andai sehari itu tak mencapai 5 halaman, hari berikutnya 5 halaman ditambah utang halaman hari sebelumnya. Sehingga target penulisan tetap tuntas tanpa kendala.
Menulis penuh seni dengan metrik penulisan membuat kita semakin giat dan disiplin dalam menulis. Karena kuncinya menulis, menulis dan menulis. Metrik penulisan ini bisa maksimal kegunaannya apabila kita disiplin. Kalaupun tidak, mungkin kita harus review ulang ke belakang, tentang passion kita di dunia penulisan. Mantap dan semakin mantap? Lanjutkan! Lenyapkan mati suri dalam penulisan. Seni ciamik terdahsyat, metrik penulisan! Rasakan, seni menulis memacu adrenalin sebagai penguat goresan cerita pada anak cucu kita ke depan. Salam literasi!

1 komentar: