Sastra Penarawa di Eling Bening,
Ambarawa
Melewati Sidodadi, Garuda dan Jaya Bakti
Menilik komik dan buku di toko ABC
Bersahabat dengan rumput Turonggo
Berimaji mimpi di SMPN 2 Ambarawa
…
_Ambarawa Tempo Doeloe, Ambarawa Seribu Wajah_Kenangan lalu di SMPN
2 Ambarawa_
Meski tak terbaca di Eling Bening, kalimat di atas membuat ingatan masa lampauku menguak. Ah, Ambarawa memang punya 1000 cerita…
Meski tak terbaca di Eling Bening, kalimat di atas membuat ingatan masa lampauku menguak. Ah, Ambarawa memang punya 1000 cerita…
Ngemil Mbak Hany dan Mbak Dini #laper ya? hihihi...
Teriknya mentari
dan angin yang menampar-nampar pipiku tak kuhiraukan lagi. Sabtu, 4 Juni 2016
kemarin Penarawa –begitu kami
menyingkat Penulis Ambarawa- bergerak cepat membereskan segala sesuatu yan
belum tuntas. Acara Gelar Baca Puisi dan Bedah Buku Ambarawa Seribu Wajah, di
wisata alam Eling Bening Ambarawa, akan segera dimulai.
Pak Hok Hiong datang saat semua masih sibuk.
Semua super sibuk:
Kepala Suku Agus Surawan, Bu Maria Utami, Bu Budiyanti, Pak Suwarsito, Arnold,
Mas Adji Atmoko, Mbak Arinda Shafa, Mbak Dini Rahmawati, Mbak Novee Galih, Vay
Ny, Elvira Septi, Mas Daniel, Bu Umi Basiroh, Mentari, Mbak Hany Panjaitan, Kak
Sang Bayang, Pak Renggo Dumadi, Bu Tik`s. Ada yang belum tersebut? Buanyak…
maafkan, tak ingat satu persatu :)
Sambutan Pak Hok Hiong, yang sangat peduli sastra dan budaya, Pak Tung Hermanto sebagai pemilik Eling Bening juga Agus Surawan membuatku terpaku sejenak. Entahlah, mendadak banyak yang kupikirkan saat itu. Kadang, kusandingkan buah pikiranku ini ke Mbak Hany, sekedar tukar pikiran. #Kita bahas nastar, pet shop, resep, buku juga percetakannya qiqiqi...
Sambutan Pak Hok Hiong, yang sangat peduli sastra dan budaya, Pak Tung Hermanto sebagai pemilik Eling Bening juga Agus Surawan membuatku terpaku sejenak. Entahlah, mendadak banyak yang kupikirkan saat itu. Kadang, kusandingkan buah pikiranku ini ke Mbak Hany, sekedar tukar pikiran. #Kita bahas nastar, pet shop, resep, buku juga percetakannya qiqiqi...
![]() |
Mbak Dini Rahmawati dan Ambarawa dalam Lipatan |
Acara makin meriah saat Mbak Dini Rahmawati, Mas Daniel Godan, Pak Soekiran dan pantomim dari Salatiga beraksi. Wow, suasana menggelegar.
Salut buat performnya yang sangat luar biasa. #Keren sangat!
![]() | ||
Mas Daniel, gayanya ough... dalam Akulah Enceng Gondok, Kamu yang menjadikanku Raja |
Acara utama berupa
bedah buku oleh Prof. Yusiardi dari akademisi dan Pak Hok sangat mengapresiasi
buku Ambarawa Seribu Wajah.
Beragam puisi ada dalam buku tersebut. Pasti penasaran, kan? Jangan cuma
penasaran, deh, langsung pesen ke Mas Agus Surawan, ya :) Wih, ini sebuah pencapaian luar biasa dari Penulis
Ambarawa. Mas Agus, angkat jempol buatmu.
Perkusi SMP Mater Alma Ambarawa yang kece badai
Suara klonengan perkusi dari SMP Mater Alma semakin memanjakan yang hadir di itu. Sebelumnya, Bu Umi dan Bu Amie Williams tampil dengan gurit dandhanggulo-nya yang medayu-dayu. Juga suara Pak Renggo Dumadi yang menggelegar. Ah, aku makin terpaku…
![]() |
Pak Renggo Dumadi in action |
Makin sore,
pengunjung semakin ramai. Eling Bening makin memancarkan panorama keindahannya.
Makanan kecil menemani acara ini. Ditambah teh manis dan jahe hangat yang
melenakan tenggorokan kami. Prasmanan juga disiapkan, lengkap. Kami
menikmatinya sambil ngobrol kanan kiri, sana sini, rame pol!
Berambat pelan tapi pasti, mentari menukik turun, bersamaan dengan pelangi yang membelah langit. Saat itulah Mbak Arinda Shafa memintal kendahan lewat puisinya Aku, Awan dan ELing Bening. Puisi terpilih yang akan menjadi prasasti Eling Bening. Mas Agus Surawan mengiringinya dengan gitar dan lagu melownya. Pengunjung makin tak beranjak. Eling Bening semakin terpaku…
![]() |
Mbak Arinda Shafa dalam Aku, Awan dan Eling Bening |
Semakin beranjak
malam, di atas Aku, Awan dan Eling Bening, kami bubuhkan coretan. Terharu, tak
ada kata yang bisa terucap.
![]() |
Nyastra di Eling Bening |
Ini tentang Penarawa, yang menyatu sastra di Eling
Bening, banyak yang belum terungkap.
Kendahan Eling Bening menjadi saksi bisu perjalanan penuh onak dan duri ini.
Berkarya untuk keindahan, karena karya akan mati
kalau kita tak menuliskannya.
“Rindukah kamu padaku?” Tentang sebuah nama yang telah menyatu?
Kujawab singkat, “Aku rindu Ambarawa!”
_Mendekapmu, Ambawawa,
Desember 2015, sebuah cerita tentang Andya_
Meskipun kau telah terbang ke awan,
ceritamu terpatri di sini, Ambarawa Seribu Wajah. Semoga kau tahu itu. Aih...
WAh mantep banget mbak..
BalasHapusane kepengen kesitu sampai sekarang belum keturutan :D
Hehehe
Monggo mampir sono Mas, keren lho pemandangannya :) Makasih udah mampir ya. Aku kok mo komen di eksapedia nggak bisa, ya?
Hapus:) terus aktif mbak di organisasi.... salut deh
BalasHapusBiar nggak ngebosenin Mbak Citra :) menjalin silaturahim juga hehehe...
Hapusseru ya mba acaranya. semoga komunitas literarasi selalu semakin solid di dunia yg serba digital
BalasHapusAmin, makasih Mbak Shi thi :)
HapusKunjungan pertama kesini dan langsung suka ..
BalasHapusWow, pernah ke sini juga Mas Leon?
HapusSetiap kali saya mendengar tentang pagelaran sastra Penulis Ambarawa di Eling Bening, saya akan langsung ingat bahwa saya pada saat itu tidak bisa hadir karena ada acara Perpisahan Siswa SIswi kelas VI yang saya tulis di blog berikut ini.... >> http://www.rifanfajrin.com/2016/06/parade-tarian-nusantara-di-perpisahan.html
BalasHapusJadi sampai sekarang kadang merasa sayang nggak bisa ikut, tapi di satu sisi saya nggak menyesal juga karena hidup adalah pilihan, dan saya saat itu memilih menemani anak-anak yang mungkin beberapa saat lagi akan sangat susah untuk saya temui. Berbeda dengan Penulis Ambarawa yang insyaalloh ke depan masih bisa saya ikuti kopdar-kopdarnya. :)
Gpp Mas Rifan, pilihan sulit tapi tepat kok. Semoga kapan2 bisa ikutan lagi ya. Lama juga nggak ketemu njenengan :)
Hapusiihhh....ada photoku, ada nyebut2 pet shop lagi....hehehehe...sukses terus mbak Wahyu.
BalasHapusWkwkwk, itu hal yang penting dan membuka wawasan saya Mas Yudi :)
Hapus