Minggu, 19 Juni 2016

Sastra Penarawa di Eling Bening, Ambarawa



Sastra Penarawa di Eling Bening, Ambarawa

Menyusuri Gamblok, riak centil senyum perempuan
Melewati Sidodadi, Garuda dan Jaya Bakti
Menilik komik dan buku di toko ABC
Bersahabat dengan rumput Turonggo
Berimaji mimpi di SMPN 2 Ambarawa
_Ambarawa Tempo Doeloe, Ambarawa Seribu Wajah_Kenangan lalu di SMPN 2 Ambarawa_


           Meski tak terbaca di Eling Bening, kalimat di atas membuat ingatan masa lampauku menguak. Ah, Ambarawa memang punya 1000 cerita…

                            Narsis dulu sama Mbak Hany dan Bu Yanti

                 Ngemil Mbak Hany dan Mbak Dini #laper ya? hihihi...

Teriknya mentari dan angin yang menampar-nampar pipiku tak kuhiraukan lagi. Sabtu, 4 Juni 2016 kemarin Penarawa –begitu kami menyingkat Penulis Ambarawa- bergerak cepat membereskan segala sesuatu yan belum tuntas. Acara Gelar Baca Puisi dan Bedah Buku Ambarawa Seribu Wajah, di wisata alam Eling Bening Ambarawa, akan segera dimulai.
                                   Pak Hok Hiong datang saat semua masih sibuk.

Semua super sibuk: Kepala Suku Agus Surawan, Bu Maria Utami, Bu Budiyanti, Pak Suwarsito, Arnold, Mas Adji Atmoko, Mbak Arinda Shafa, Mbak Dini Rahmawati, Mbak Novee Galih, Vay Ny, Elvira Septi, Mas Daniel, Bu Umi Basiroh, Mentari, Mbak Hany Panjaitan, Kak Sang Bayang, Pak Renggo Dumadi, Bu Tik`s. Ada yang belum tersebut? Buanyak… maafkan, tak ingat satu persatu :)


Sambutan Pak Hok Hiong, yang sangat peduli sastra dan budaya, Pak Tung Hermanto sebagai pemilik Eling Bening juga Agus Surawan membuatku terpaku sejenak. Entahlah, mendadak banyak yang kupikirkan saat itu. Kadang, kusandingkan buah pikiranku ini ke Mbak Hany, sekedar tukar pikiran. #Kita bahas nastar, pet shop, resep, buku juga percetakannya qiqiqi...                                      
Mbak Dini Rahmawati dan Ambarawa dalam Lipatan

             
  Acara makin meriah saat Mbak Dini Rahmawati, Mas Daniel Godan, Pak Soekiran dan pantomim dari Salatiga beraksi. Wow, suasana menggelegar. 
Salut buat performnya yang sangat luar biasa. #Keren sangat! 








Mas Daniel, gayanya ough... dalam Akulah Enceng Gondok, Kamu yang menjadikanku Raja
         




Acara utama berupa bedah buku oleh Prof. Yusiardi dari akademisi dan Pak Hok sangat mengapresiasi buku Ambarawa Seribu Wajah. Beragam puisi ada dalam buku tersebut. Pasti penasaran, kan? Jangan cuma penasaran, deh, langsung pesen ke Mas Agus Surawan, ya :) Wih, ini sebuah pencapaian luar biasa dari Penulis Ambarawa. Mas Agus, angkat jempol buatmu.

    




                    Perkusi SMP Mater Alma Ambarawa yang kece badai

Suara klonengan perkusi dari SMP Mater Alma semakin memanjakan yang hadir di itu. Sebelumnya, Bu Umi dan Bu Amie Williams tampil dengan gurit dandhanggulo-nya yang medayu-dayu. Juga suara Pak Renggo Dumadi yang menggelegar. Ah, aku makin terpaku…


Pak Renggo Dumadi in action
 
Makin sore, pengunjung semakin ramai. Eling Bening makin memancarkan panorama keindahannya. Makanan kecil menemani acara ini. Ditambah teh manis dan jahe hangat yang melenakan tenggorokan kami. Prasmanan juga disiapkan, lengkap. Kami menikmatinya sambil ngobrol kanan kiri, sana sini, rame pol!


Berambat pelan tapi pasti, mentari menukik turun, bersamaan dengan pelangi yang membelah langit. Saat itulah Mbak Arinda Shafa memintal kendahan lewat puisinya Aku, Awan dan ELing Bening. Puisi terpilih yang akan menjadi prasasti Eling Bening. Mas Agus Surawan mengiringinya dengan gitar dan lagu melownya. Pengunjung makin tak beranjak. Eling Bening semakin terpaku…

Mbak Arinda Shafa dalam Aku, Awan dan Eling Bening
Semakin beranjak malam, di atas Aku, Awan dan Eling Bening, kami bubuhkan coretan. Terharu, tak ada kata yang bisa terucap. 

Nyastra di Eling Bening
Ini tentang Penarawa, yang menyatu sastra di Eling Bening, banyak yang belum terungkap. Kendahan Eling Bening menjadi saksi bisu perjalanan penuh onak dan duri ini.
Berkarya untuk keindahan, karena karya akan mati kalau kita tak menuliskannya.
“Rindukah kamu padaku?” Tentang sebuah nama yang telah menyatu?
Kujawab singkat, “Aku rindu Ambarawa!”
_Mendekapmu, Ambawawa,  Desember 2015, sebuah cerita tentang Andya_
Juga tentang Eling Bening

Menitip jejak
Meskipun kau telah terbang ke awan, ceritamu terpatri di sini, Ambarawa Seribu Wajah. Semoga kau tahu itu. Aih...






12 komentar:

  1. WAh mantep banget mbak..
    ane kepengen kesitu sampai sekarang belum keturutan :D
    Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Monggo mampir sono Mas, keren lho pemandangannya :) Makasih udah mampir ya. Aku kok mo komen di eksapedia nggak bisa, ya?

      Hapus
  2. :) terus aktif mbak di organisasi.... salut deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biar nggak ngebosenin Mbak Citra :) menjalin silaturahim juga hehehe...

      Hapus
  3. seru ya mba acaranya. semoga komunitas literarasi selalu semakin solid di dunia yg serba digital

    BalasHapus
  4. Kunjungan pertama kesini dan langsung suka ..

    BalasHapus
  5. Setiap kali saya mendengar tentang pagelaran sastra Penulis Ambarawa di Eling Bening, saya akan langsung ingat bahwa saya pada saat itu tidak bisa hadir karena ada acara Perpisahan Siswa SIswi kelas VI yang saya tulis di blog berikut ini.... >> http://www.rifanfajrin.com/2016/06/parade-tarian-nusantara-di-perpisahan.html

    Jadi sampai sekarang kadang merasa sayang nggak bisa ikut, tapi di satu sisi saya nggak menyesal juga karena hidup adalah pilihan, dan saya saat itu memilih menemani anak-anak yang mungkin beberapa saat lagi akan sangat susah untuk saya temui. Berbeda dengan Penulis Ambarawa yang insyaalloh ke depan masih bisa saya ikuti kopdar-kopdarnya. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gpp Mas Rifan, pilihan sulit tapi tepat kok. Semoga kapan2 bisa ikutan lagi ya. Lama juga nggak ketemu njenengan :)

      Hapus
  6. iihhh....ada photoku, ada nyebut2 pet shop lagi....hehehehe...sukses terus mbak Wahyu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwk, itu hal yang penting dan membuka wawasan saya Mas Yudi :)

      Hapus