This is my heroes

Happy or unhappy, families are all mysterious. We have only to imagine how differently we would be described - and will be, after our deaths - by each of the family members who believe they know us. Gloria Steinem

5 Cara Dapat Biaya untuk Parcel Lebaran

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Family is the most important in alive

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Family

Family is the most important in alive. This is my family, the important things in my life

Sastra Penarawa di Eling Bening, Ambarawa

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 10 Desember 2015

Emak Pintar = Bisnis + Nulis (makin) Pintar



Emak Pintar = Bisnis + Nulis (makin) Pintar

Tidak mau kan jadi emak-emak yang biasa saja? Yang hanya bisa sibuk ngurus anak dan dapur saja. Yang nggak gaul dan gaptek level dewa. Yang pinteran anaknya urus gadget dibanding emaknya. Nggak banget, deh! Don`t worry Emak-emak, ada website baru yang oke banget biar emak-emak makin pintar. Terutama berbisnis tanpa meninggalkan kewajiban membimbing anak jadi anak soleh dan sholehah. Apa itu?
Emakpintar.com jawabannya. Merupakan gebrakan baru Indari Mastuti yang mengguncang dunia maya.  Sebagai seorang  “Writer Business Specialist” beliau tidak mandeg ide. Ide briliannya membuat penggagas IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis) dan IIDB (Ibu-Ibu Doyan Bisnis) ini semakin super sibuk, klik saja di www.indscriptcreative.com


Website emakpintar.com berisi banyak hal tentang menulis dan bisnis perempuan. Banyak training di sini yang keren bingit. Mulai dari “Status Jadi Duit”, “Status Langsung Closing”, “Mrospek Langsung Deal”, “Copywriting for Directselling” dan trik menarik yang tak mungkin Anda dapatkan dari website/training manapun. Tips sekitar kepenulisan juga dibabat habis di sana.  Jangan sampai ketinggalan, ya.  
Ehem, namanya juga emak pintar, otomatis ingin membikin emak makin pintar saja. Karena dengan emak pintar, anak akan pintar juga. Pintar nggak hanya dalam artian akademik lho, ya. Pintar cakupannya luas. Pintar bisnis, pintar membangun link, pintar mendapat ide dan lain sebagainya. Ya, sebagai emak-emak, kita harus pintar, cerdas, cermat dan smart mengambil peluang plus keputusan. Apapun itu. Karena dengan bekal tersebutlah kita bisa berproses menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Diharapkan emakpintar.com ini membuat emak-emak di seluruh penjuru Indonesia, bahkan dunia lebih melek bahwa kita sesungguhnya juga punya potensi besar. Meski ribet di rumah, banyak kreasi bermutu yang bisa dihasilkan. Bisnis online/offline, menulis yang menghasilkan income serta berkomunitas. Bisnis dan nulis jalan, dan tetap bisa berkarya meski di rumah.
Bagaimanapun juga, semua adalah pilihan, butuh proses serta jam terbang tinggi. Apapun pilihannya, jalani dengan maksimal. Karena kesuksesan tetap di tangan Anda. Pokoknya di emakpintar.com, dijamin bisnis dan nulismu makin pintar. Langsung meluncur, ya...

Revaluasi Aset ala Zeti Arina



Revaluasi Aset ala Zeti Arina

Selama ini, banyak perusahaan tidak melakukan revaluasi aset karena tarif pajaknya yang sangat tinggi. Memang perlu perhitungan memadai tentang perlu tidaknya revaluasi aset. Padahal andai dilakukan bisa meningkatkan kapasitas dan performa meningkat lebih signifikan.
Menurut “konsultan pajak”, Zeti Arina, revaluasi aset terkait paket kebijakan ejonomi jilid 5 bertujuan agar dapat mempercantik posisi neraca karena akan ada penyesuaian nilai asetnya dari nilai perolehan menjadi nilai pasar. 


Dalam revaluasi aset normalnya dikenakan 10%, namun dalam paket ini ada insentif, yaitu:
-       Revaluasi aset hingga 31 Desember 2015, tarif PPh 3%.
-       Revaluasi aset 1 Januari hingga 30 Juni 2016, tarif PPh 4%
-       Revaluasi aset 1 Juli hingga 31 Desember 2016, tarif PPh 6%
Dari paket tersebut, harus diperhatikan jangka waktu setor PPh atas revaluasi tiga persen pada tahun 2015, empat persen untuk semester I tahun 2016, dan enam persen untuk semester II di tahun 2016. Dalam hal lini semua aset bisa direvaluasi, termasuk properti dan lain sebagainya.
Dengan adanya revaluasi aset, pastinya asetnya bertambah. Otomatis biaya penyusutan bertambah. Bila penyusutannya sudah nol tentu menambah biaya dan mengurangi laba. Dengan demikian bila laba secara pajak berkurang, tarif pajak yang harus dibayarkan tentunya lebih kecil. Saat aset naik, maka lebih mudah dan terpercaya bagi bank yang akan memberi kredit. Sedangkan bagi perusahaan yang lebih berkembang lagi dan go public, bisa menaikkan nilai saham sebelum initial public offering (IPO) atau merger.
Tetapi selain hal-hal di atas, Ketua IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia)  wilayah Surabaya ini menambahkan, diharapkan sebelum merevaluasi dimohon agar melakukan tax planning apakah menguntungkan. Apabila diperhitungkan sangat menguntungkan, segera lakukanlah revaluasi aset. Namun apabila tidak, tidak perlu direvaluasi.
Yah, revaluasi aset memang sesuatu yang membutuhkan pemikiran tepat, sehingga bisa sangat menguntungkan. Kalau masih ragu dan banyak pertanyaan yang belum terjawab, ada baiknya Anda konsultasi langsung dengan konsultan pajak. Bisa meluncur langsung ke www.artharayaconsult.com. Yuk, tunggu apalagi?







Minggu, 18 Oktober 2015

Maju Bersama Formasi-G



Maju Bersama Formasi-G

Kemajuan teknologi memang tak terelakkan lagi. Buat emak-emak yang sibuk muter di dapur bakal ketinggalan kalau tak mau online. Belum lagi dolar yang melambung tinggi, nyaris mencapai puncak Monas, ohoho. Lalu lihat asap dapur yang kepulannya dikit, diganti kabut asap yang tak kunjung reda. Panik wajar, tapi jangan keterlauan. Tak mau ketinggalan?



Adalah Formasi-G, agar kita tahu tentang segala isu global yang marak sekarang ini. Nah, Formasi-G ini membantu kita mengadakan tukar informasi melalui media sosial dan website. Tak ada alasan lagi buat gaptek ya pren. Hidup di jaman maju tak perlu mundur, maju terus pantang mundur. Melalui wawancara via email, di Formasi-G ini kita bisa keluarkan ide. Juga akan mendirikan badan usaha bersama dan atau menjalin kerja sama dengan berbagai pihak industri dan pengusaha lainnya agar bisa memberikan contoh riil meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia. Yang mau memulai bisnis dan sudah punya bisnis, ini tempatnya.
Penggagas idenya adalah Dr. Suyoto Rais. Selama 25 tahun beliau telah malang melintang di Jepang, Eropa China dan Thailand. Dari berbagai pengalamannya, dia ingin berbagi ke orang lain. Buat anda ingin maju dan mau berbagi, pasti menarik, bukan? Siapapun Anda, emak yang sibuk ngurus anak dan suami, merangkap pebisnis di rumah, pelajar, dokter atau apalah, ini penting sekali lho. Kita bisa bertanya pada orang yang berkompeten di sini. Karena cakupannya yang sangat luas. Kita bisa  bertanya dan bertukar pikiran langsung .
Rencana ke depan lebih heboh lagi. Akan ada bagaimana mengelola homepage, milis dan media sosial untuk berbagi info global. Sebagai anggota, akan diajak menulis juga di media massa atau website. Tak lupa diskusi  via milis dan di media sosial. Seminar dan kuliah umum dengan tema meningkatkan wawasan global. Terencanakan juga merilis buku atau rangkuman  lainnya yang akan dibagikan ke instansi terkait atau anggota. Wow, keren kan?
 Syaratnya, gamping  bingit. Hanya bagi anda yang suka, “Kebersamaan, Terus Berbagi, Terus Berbakti”. Yuk ah, nggak usah mikir lama lagi, langsung klik di www.formasi-g.net. Maju terus bersama Formasi-G!




Antara Pajak dan Sedekah



Antara Pajak dan Sedekah

Membayar pajak itu berat dan sangat berat, kata sebagian orang. Apalagi yang tanahnya luas, bisnisnya besar, penghasilannya selangit. Pajaknya makin buanyak!. Padahal, dengan kepemilikan usaha maupun tanah luas, akan banyak yang dihasilkan dari tanah dan usaha tersebut. Tapi mengapa masih dianggap berat? Ya karena kita anggap itu berat. Kalau kita menganggapnya enteng atau biasa saja, yowes rapopo, bayar pajak ora masalah kok. Apalagi, kalau kita niatkan bayar pajak sebagai sedekah. Wow, bintang-bintang pahala sudah menghadang di depan kita.

Menurut Ary Ginanjar di http://www.pajak.go.id, membayar pajak dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu : secara fisik menjadi beban atau kehilangan uang, secara kemanusiaan menjadi media untuk berbagi, dan secara spiritual melaksanakan perintah Tuhan.
Sebagai orang awam, beban membayar pajak pasti iya. Karena kita terpaksa dan dipaksa keluarkan uang buat bayar pajak. Lha buat bayar sekolah, kuliah, beli susu, beli motor, beli hp baru? Hehe, selalu ada dana tetapi kita sering tutup mata dengan pajak. Ubah pemikiran bahwa bayar pajak bukan karena terpaksa apalagi dipaksa. Niatkan sebagai  sedekah, mudah, kan?
Dilihat dari sisi kemanusiaan, ini adalah cara kita berbagi. Dari pajak, pemerintah bisa membangun berbagai sarana dan prasarana umum. Mulai dari jembatan, sampai kita nikmati jalan tol yang mulus. Berbagi itu indah, kata Pak Ustad, setuju?
Sedangkan secara spiritual melaksanakan perintah Tuhan. Seperti yang dikatakan Ary Ginanjar bahwa setiap rupiah yang kita bayarkan  untuk bayar pajak menjadi jalan menuju surga-Nya. Nah, tunggu apalagi hayo…
Bayarnya dimana? ngitungnya gimana? Tak perlu pusing,  Zeti Arina, ketua IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia) wilayah Surabaya ini sebagai “konsultan pajak“ beliau sangat peduli dan terus mengedukasi masyarakat tentang pajak. Bisa klik di www.artharayaconsult.com.  Jadi, segala hitungan pajak yang mremet bukan alasan lagi untuk malas bayar pajak. Yuk, anggap pajak sebagai sedekah dan berpahala. Anggap yang sulit menjadi mudah, yang mudah akan semakin mudah. Semangat!