This is my heroes

Happy or unhappy, families are all mysterious. We have only to imagine how differently we would be described - and will be, after our deaths - by each of the family members who believe they know us. Gloria Steinem

5 Cara Dapat Biaya untuk Parcel Lebaran

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Family is the most important in alive

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Family

Family is the most important in alive. This is my family, the important things in my life

Sastra Penarawa di Eling Bening, Ambarawa

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 18 Oktober 2015

Maju Bersama Formasi-G



Maju Bersama Formasi-G

Kemajuan teknologi memang tak terelakkan lagi. Buat emak-emak yang sibuk muter di dapur bakal ketinggalan kalau tak mau online. Belum lagi dolar yang melambung tinggi, nyaris mencapai puncak Monas, ohoho. Lalu lihat asap dapur yang kepulannya dikit, diganti kabut asap yang tak kunjung reda. Panik wajar, tapi jangan keterlauan. Tak mau ketinggalan?



Adalah Formasi-G, agar kita tahu tentang segala isu global yang marak sekarang ini. Nah, Formasi-G ini membantu kita mengadakan tukar informasi melalui media sosial dan website. Tak ada alasan lagi buat gaptek ya pren. Hidup di jaman maju tak perlu mundur, maju terus pantang mundur. Melalui wawancara via email, di Formasi-G ini kita bisa keluarkan ide. Juga akan mendirikan badan usaha bersama dan atau menjalin kerja sama dengan berbagai pihak industri dan pengusaha lainnya agar bisa memberikan contoh riil meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia. Yang mau memulai bisnis dan sudah punya bisnis, ini tempatnya.
Penggagas idenya adalah Dr. Suyoto Rais. Selama 25 tahun beliau telah malang melintang di Jepang, Eropa China dan Thailand. Dari berbagai pengalamannya, dia ingin berbagi ke orang lain. Buat anda ingin maju dan mau berbagi, pasti menarik, bukan? Siapapun Anda, emak yang sibuk ngurus anak dan suami, merangkap pebisnis di rumah, pelajar, dokter atau apalah, ini penting sekali lho. Kita bisa bertanya pada orang yang berkompeten di sini. Karena cakupannya yang sangat luas. Kita bisa  bertanya dan bertukar pikiran langsung .
Rencana ke depan lebih heboh lagi. Akan ada bagaimana mengelola homepage, milis dan media sosial untuk berbagi info global. Sebagai anggota, akan diajak menulis juga di media massa atau website. Tak lupa diskusi  via milis dan di media sosial. Seminar dan kuliah umum dengan tema meningkatkan wawasan global. Terencanakan juga merilis buku atau rangkuman  lainnya yang akan dibagikan ke instansi terkait atau anggota. Wow, keren kan?
 Syaratnya, gamping  bingit. Hanya bagi anda yang suka, “Kebersamaan, Terus Berbagi, Terus Berbakti”. Yuk ah, nggak usah mikir lama lagi, langsung klik di www.formasi-g.net. Maju terus bersama Formasi-G!




Antara Pajak dan Sedekah



Antara Pajak dan Sedekah

Membayar pajak itu berat dan sangat berat, kata sebagian orang. Apalagi yang tanahnya luas, bisnisnya besar, penghasilannya selangit. Pajaknya makin buanyak!. Padahal, dengan kepemilikan usaha maupun tanah luas, akan banyak yang dihasilkan dari tanah dan usaha tersebut. Tapi mengapa masih dianggap berat? Ya karena kita anggap itu berat. Kalau kita menganggapnya enteng atau biasa saja, yowes rapopo, bayar pajak ora masalah kok. Apalagi, kalau kita niatkan bayar pajak sebagai sedekah. Wow, bintang-bintang pahala sudah menghadang di depan kita.

Menurut Ary Ginanjar di http://www.pajak.go.id, membayar pajak dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu : secara fisik menjadi beban atau kehilangan uang, secara kemanusiaan menjadi media untuk berbagi, dan secara spiritual melaksanakan perintah Tuhan.
Sebagai orang awam, beban membayar pajak pasti iya. Karena kita terpaksa dan dipaksa keluarkan uang buat bayar pajak. Lha buat bayar sekolah, kuliah, beli susu, beli motor, beli hp baru? Hehe, selalu ada dana tetapi kita sering tutup mata dengan pajak. Ubah pemikiran bahwa bayar pajak bukan karena terpaksa apalagi dipaksa. Niatkan sebagai  sedekah, mudah, kan?
Dilihat dari sisi kemanusiaan, ini adalah cara kita berbagi. Dari pajak, pemerintah bisa membangun berbagai sarana dan prasarana umum. Mulai dari jembatan, sampai kita nikmati jalan tol yang mulus. Berbagi itu indah, kata Pak Ustad, setuju?
Sedangkan secara spiritual melaksanakan perintah Tuhan. Seperti yang dikatakan Ary Ginanjar bahwa setiap rupiah yang kita bayarkan  untuk bayar pajak menjadi jalan menuju surga-Nya. Nah, tunggu apalagi hayo…
Bayarnya dimana? ngitungnya gimana? Tak perlu pusing,  Zeti Arina, ketua IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia) wilayah Surabaya ini sebagai “konsultan pajak“ beliau sangat peduli dan terus mengedukasi masyarakat tentang pajak. Bisa klik di www.artharayaconsult.com.  Jadi, segala hitungan pajak yang mremet bukan alasan lagi untuk malas bayar pajak. Yuk, anggap pajak sebagai sedekah dan berpahala. Anggap yang sulit menjadi mudah, yang mudah akan semakin mudah. Semangat!





Mimpi Sambut Kesuksesan



Mimpi  Sambut Kesuksesan

Kerja sering membosankan. Tak dipungkiri, rutinitas harian bikin semangat kerja menurun drastis. Kebanyakan dari kita adalah pekerja yang bekerja pada orang lain. Kebosanan pasti tak bisa dielakkan, deadline yang cukup ketat dengan jadwal kerja tak sehat membuat kejenuhan menerpa.
Seperti halnya Aldi Ferdian, lelaki lulusan Teknik Industri Universitas Pasundan ini merasakannya saat menjadi karyawan sebuah bank. Meski karirnya sedang menanjak, tak membuatnya merasa puas. Malah dia merasa karir di bank terlalu lamban. Jam kerja yang terjadwal dengan pola hidup membosankan membuatnya  berfikir untuk keluar dari kotak dan menjalani mimpi lainnya. Hidup memang perlu tantangan, tandasnya.


Enterpreneurship adalah pilihannya. Dimulai saat bertemu dengan seorang karyawan yang membukakan ide barunya. Diputuskannya membuat Vizwerk (www.vizwerk.co.id), sebuah production house. Dari situlah sebuah awal baru perjuangan bisnis dimulai. Sebagai manusia yang senang berbagi, Aldi tak lupa dengan infak dan sedekah. Ini adalah tabungan kita ke akherat kelak. Semakin banyak memberi, semakin banyak hal di luar nalar kita yang tanpa kita sadari itulah jalan menuju kesuksesan.
Dari situ, beberapa bisnis lain berhasil diupayakannya dengan baik.  Setelah Vizwerk, didirikanlah Grinta, perusahaan di bidang pembiayaan. Lanjut mendirikan Travella Tour, merupakan usaha tour dan travel, dari ajakan seorang rekan dari Surabaya. Kesuksesan Aldi tak hanya terhenti di sini. Masih terus serius dengan infak sedekahnya, yang semakin melicinkan pergerakan bisnisnya.
Aldi akhirnya membuka Kingkong Jasa Media, Kampung n’De, Danus, Fox One Media Pratama, Individwa, Dwa Cipta dan lain-lain. Wow, sebuah mimpi yang lebih dari sekedar mimpi. Lelaki kelahiran 11 Desember 1979 ini telah berhasil membangun bisnisnya dengan baik. Banyak karyawan dalam ragam bisnisnya tersebut. Seperti yang dikatakannya bahwa hidup adalah mimpi. Niatnya untuk membantu menjadikan mimpi orang lain menjadi kenyataan tercapai sudah. Tak usah takut bermimpi karena mimpi adalah awal kita mencapai sebuah tujuan. Tanpa mimpi kita minim usaha dan kerja keras. Dengan mimpi semua menjadi jelas. Sambut sukses dengan mimpi. Salam!

6 Tips Bisnis (Bukan) Berawal dari Hobi



6 Tips Bisnis (Bukan) Berawal dari Hobi

Awalilah bisnis dari hobi. Itu kata teori. Prakteknya, terserah kita.  Wong kadang kita sendiri bingung, hobi kita apa, sih? Membaca? Memasak? Apa yang bisa dihasilkan dari itu? Bagi yang sudah berkeluarga dan punya anak. Bisnis bukan hanya coba-coba lho. Tapi memang diniatkan untuk menambah keuangan. Bisnis gagal, artinya modal melayang, atau hutang tak terbayar. Berat, ya? 


Tenang, pastinya dalam keadaan kepepet  kita punya 1000 kali energi lebih kuat dari biasanya. Kebutuhan yang mendesak apapun bisa dilakukan. Tapi ingat, jangan merugikan orang lain. Misalkan orang yang tak suka memasak akhirnya membuat warung makan. Tak masalah. Banyak jalan menuju Roma. Mau tahu tipsnya? cekidot:

1.    Jangan pernah berpikir kita tidak bisa. Ubah mindset bahwa kita bisa. 
2.    Bisnis itu mudah. Kalau kita anggap mudah, dan akan sulit kalau kita bilang sulit. Anda suka menulis, tapi Anda mau buka warung makan, plus tak bisa masak.  Rapopo, Anda bisa cari ahli masak. Artinya ada pengeluaran berlebih. Agar lebih hemat, balajar langsung saja pada ahlinya. Ke ibu mertua barangkali?
3.    Ikuti training tentang bisnis yang akan Anda jalani. Anda bisanya masak urap, tapi ingin jual bakso, nggak papa Mbakyu. Ikutilah training bikin bakso. Cari di internet segala hal yang berhubungan dengan bisnis yang akan dijalani. Karena bukan hobi, pasti banyak hal baru yang akan ditemui. Misalkan ingin buka jasa penulisan, pelajari sepak terjang “Indari Mastuti”. Sebagai “Writer Business Specialist” beliau sangat inspiratif. Lebih jelasnya klik www.indscriptcreative.com.  Sudah merasa tua? Gaptek? Belajar tak dilihat dari usia ya mom sist,  semangat  terus selama hayat masih dikandung badan. 
4.    Balajar dan tanya ke teman yang sudah sukses.
5.    Jangan merasa malu untuk memulai. Langsung action. 
6.    Ini yang harus selalu diingat, berdoa.
 
Mudah, bukan? Jadi, memulai bisnis tak tergantung hobi. Bebas jaya. Selama kita punya niat tulus ikhlas pantang menyerah, insyaallah selalu ada jalan. Salam semangat!