This is my heroes

Happy or unhappy, families are all mysterious. We have only to imagine how differently we would be described - and will be, after our deaths - by each of the family members who believe they know us. Gloria Steinem

5 Cara Dapat Biaya untuk Parcel Lebaran

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Family is the most important in alive

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Family

Family is the most important in alive. This is my family, the important things in my life

Sastra Penarawa di Eling Bening, Ambarawa

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 16 Mei 2015

Menulis Lagi



Menulis Lagi

Sumber gambarhttps://www.islampos.com

Siapa yang suka menulis? Ngacung! Dan saya adalah orang pertama yang akan ngacung kalau ditanya seperti itu. Itu sekarang. Dulu, menulis hanyalah hobi kesekian dan kesekian. Di daftar atas masih banyak hobi yang lebih penting dan menjanjikan. Mata melek setelah hati meledak saat teman di suatu perkumpulan bilang, sekolahnya sih tinggi, sayang hanya jadi ibu rumah tangga. Eng ing eng, sakitnya tuh di sini! Benar, sungguh sakit banget kalau ingat itu semua.  
Tapi, sakit kalau dirasakan terus menerus bisa jadi darah tinggi, stroke atau jantungan. Nggak mau, kan? Akhirnya berfikir positif adalah cara termudah untuk menghilangkan kekesalan hati. Coba kita lihat daftar kegemaran kita. Pilih salah satu, yang bisa membuat orang lain menyadari keberadaan kita. Pilihan jatuh pada satu daftar terbawah. Menulis!
Memasuki sebuah komunitas bermental baja dan meyakinkan menjadi langkah selanjutnya. Sadar dengan kesibukan rumah, dunia maya menjadi salah satu alternatif. Pilihan jatuh ke komunitas Ibu Ibu Doyan Nulis (IIDN). IIDN selalu memberitahukan kabar terbaru di dunia kepenulisan. Komunitas ini didirikan oleh Indari Mastuti, senior yang sudah melanglang buana dalam bidang kepenulisan. Dari sinilah bakat terpendam yang sudah mati suri terasah lagi. Lambat laun, proses demi proses bisa terlewatii dengan baik.
Dari sebuah tangan Indari Mastuti pula berdiri Indscript Creative. Sebuah perusahaan yang menawarkan jasa bidang penulisan dan training. Di sini, banyak traning kepenulisan yang diadakan. Bagi penulis pemula, yang masih kembang kempis semangatnya ataupun penulis yang sudah tenar, Indscript Creative adalah teman sejati.
Pelajaran yang bisa didapat, jadikan `kalimat negatif` sebagai lecutan agar menjadi lebih baik. Putar balikkan fakta bahwa kita mampu berkarya walau hanya berstatus ibu rumah tangga. Dari kepenulisan, bisa jadi ladang penghasilan tambahan, menambah teman, dan dapat ilmu yang sangat luar biasa. Menghasilkan sebuah karya tulisan, baik buku, artikel, yang terpambang di media atau blog, telah membuat orang-orang yang dulu meremehkan berbalik arah senyum manis ke kita. Sungguh,  bahagianya tuh di sini!


Mengejar Cita, Menaklukkan Dunia



Mengejar Cita, Menaklukkan Dunia

Cita-cita kadang tak sesuai kenyataan. Penginnya jadi dokter, eh malah jadi guru. Maunya menjadi tentara, malah jadi pedagang. Sedihnya, kalau cita-cita tak didukung orang tua. Mau berkembang dan bergerak jadi sering nggak enak dan bikin ribet. Biasanya, ada alasan tertentu mengapa orang tua tak mendukung keinginan kita. Bisa jadi biaya sekolah yang tinggi, penghasilan yang didapat tak bisa untuk bertahan hidup, atau, mereka ingin kita melanjutkan bisnisnya.

                                                 Sumber gambar: http://ciricara.com/w

 

Begitu pula dengan Zeti Arina, sebagai konsultan pajak dan ketua IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia) wilayah Surabaya. Dulu, orang tua menginginkannya menjadi seorang guru atau PNS. Pastinya dengan berbagai pertimbangan yang matang. Seorang perempuan, menjadi guru selain bisa mendidik murid-muridnya, tentunya lebih pandai mendidik anak di rumah. Interaksi dengan anak di sekolah sedikit banyak akan melatih pribadi menjadi lebih sabar terhadap anak. Namun, tidak begitu dengan Zeti, selain ingin memenuhi keinginan orang tua, ia juga ingin membuka usaha sendiri. Pilihan jatuh menjadi konsultan pajak, selain masih menjanjikan, profesi ini masih jarang kita dengar.
Semangat pantang menyerah memulai langkah seorang Zeti Arina. Setelah terpilih menjadi ketua IKPI, ia mulai mengedukasi masyarakat tentang pajak. Tak hanya slogan semata orang bijak taat pajak, tetapi lebih ke pemahaman mereka, bahwa pajak adalah bagian dari kehidupan. Dan hasil dari pajak juga akan kembali kepada masyarakat. Dengan mengedukasi masalah pajak dengan benar, masyarakat akan lebih paham serta rela membayar pajak sesuai yang harus dibayarkan.
Sekarang, lebih dari 100 perusahaan besar dan perusahaan asing menjadi kliennya. Tak mudah meyakinkan kedua orang tua atas apa yang menjadi pilihan. Tapi seiring berjalannya waktu, Zeti Arina mampu meyakinkan mereka bahwa menjadi konsultan pajakpun bisa memperoleh penghasilah dan kehidupan yang sangat layak.
Sebuah cita-cita memang harus kita kejar, kita usahakan dan kita taklukkan. Saatnya menunjukkan kepada dunia kita bisa meraih apa yang kita impikan dengan kerja keras dan kerja cerdas. Semangat!