Senin, 13 Oktober 2014

Ber-dumay ala Desa



 Ber-dumay ala Desa

                                                              Gambar: Koleksi pribadi

Jaringan internet di desa akrab dengan kata lambat. Siapapun yang mempunyai bisnis yang berhubungan dengan internet harus bersabar karenanya. Kondisi daerah pedalaman yang belum terjamah jaringan internet yang baik sering menjadi kendala.
Penulis mencoba mewawancarai Sudianto Oei melalui email, owner HYPERNET, lulusan Bina Nusantara ini tak diragukan lagi sepak terjangnya di bisnis ISP (Internet Service Provider). Menurut beliau, kendala utamanya adalah infrastruktur yang belum merata. Bisa dilihat pula dari keberagaman pulau di Indonesia yang  terpisah satu dengan lainnya.
Sebenarnya ada solusi khusus untuk daerah pedalaman, yaitu melalui teknologi satelit VSAT (Very Small Aperture Terminal). Wikipedia Indonesia menyebutkan, VSAT adalah stasiun penerima sinyal dari satelit dengan antena penerima berbentuk piringan dengan diameter kurang dari tiga meter. Tetapi harga yang sangat mahal membuat teknologi ini jarang digunakan. Apalagi satelit ini kurang stabil menggunakan kondisi cuaca.
Peran pemerintah sangat dibutuhkan agar infrastruktur bisa merata sampai pelosok. Untuk sekarang ini pemerintah sudah mengandalkan USO (Universal Service Obligation). USO mencakup beberapa aspek, diantaranya desa dering, pusat layanan Internet kecamatan (PLIK), Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK) dan desa pinter. Walau belum rampung semuanya, warga desa bisa bernafas lega. Tentunya dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Tak ada alasan lagi untuk berselancar di dunia maya walau hidup di daerah pedalaman. Tebas kata gaptek, kurang informasi dan lain sebagainya. Maksimalkan apapun yang sudah ada sekarang, maju terus pantang mundur!

0 komentar:

Posting Komentar