Jumat, 22 April 2016

Dari Tawang ke Pasarturi



Dari Tawang ke Pasarturi

Ahad, 17 April 2016 adalah hari yang kutunggu. Hari itu Penulis Ambarawa mengadakan kopdar di Aula Mater Alma, Ambarawa. Sayangnya, Sabtu, tanggal 16 April 2016 aku harus ke Surabaya karena dapat kabar duka om meninggal. Kuputuskan untuk berangkat ke Surabaya bersama Mbakyu dan Masku. Artinya, aku nggak jadi ketemuan dengan teman-teman komunitas Penulis Ambarawa. Tak apalah, lain waktu insyaallah bisa ngumpul lagi bareng mereka.
Biar nyaman, diputuskan naik Kereta Api dari Stasiun Tawang. Pilihan jatuh ke KA Harina, kelas eksekutif. Jam berangkat 05.30 WIB, on time.
Karena pagi banget, jam 03.30 WIB kami berangkat dari Sumowono. Brrr, udara dingin menusuk sampai ke tulang. Bangunku dari jam 1 dini hari, lho. Hoahem, masih ngantuk berat. Bereskan ini itu karena krucils bakal kutinggal seharian.
Dengan diantar sopir kami menuju Stasiun Tawang. Seumur-umur, baru sekali ni ke stasiun yang terletak di Semarang ini. Di sana, ada beberapa titik perbaikan yang belum selesai digarap. 

                                              Stasiun Tawang, Semarang

Karena beli tiketnya online, kita musti nyetak sendiri di tempat yang sudah disediakan. Ada 4 komputer waktu nyetak tiket. Di samping kanan pintu masuk, masih banyak komputer. Kita isi kode tiketnya, sentuh kata cetak, tercetaklah tiketnya. Eh, waktu ambil kertas tiketnya, hati-hati, ya. Agak susah, kudu ekstra hati-hati biar nggak sobek. 

                    Tiket KA. Harina, waktu ngeprint nyobeknya hati-hati, lho :)

Awalnya bingung juga lha wong kami bertiga sudah lama nggak naik KA. Terakhir kuingat naik pramex, jaman masih ngantor, dari Yogyakarta menuju Solo.  Tiketnya Rp5000,00. Itupun beli di loket. Di dalam kereta dijeglok sama kondekturnya. Di stasiun masih banyak pengamen dan penjaja asongan.
Ternyata sekarang sudah beda banget sama dulu. Stasiun bersih, nggak ada yang maksa kita beli ini itu, aman tentram damai sejahtera. Dulu, ngantuk dikit aja sandal bisa hilang, lho.
Masuk di ruang tunggu, tempatnya bersih dan nyaman. Gedungnya juga keren banget, bangunan kuno yang pastinya banyak menyimpan cerita sejarah. Kita langsung kasihkan tiket ke petugas plus perlihatkan KTP. Sambil nunggu KA Harina datang, aku perhatikan stasiun yang bersih. Toiletnya juga bersih dan gratis. 

 Ruang tunggunya keren, langit-langitnya tinggi. Gedung kuno yang sangat eksotis.

                  Tempat  ngecek tiket KA. Lihat aja bangunannya, kuno dan unik

Jam 5 kita naik ke atas KA Harina. Segerbong hanya terisi 10 orang, nggak penuh. Ada 2 TV di pojok gerbong. Isinya tentang pelayanan KA. Dilanjutkan film Jacky Chang menemani perjalanan. Entahlah judulnya apa. Di depan masing-masing tempat duduk ada 2 colokan, bisa buat nge-charge gadget yang kita bawa.
Gerbong KA juga bersih, lho, setiap sejam sekali petugas cleaning service (di baju bagian punggung tertulis on trip cleaning) siap membersihkan gerbong. Pramugara dan pramugari KA juga menawarkan sarapan pagi. Kita beli nasi goreng dan teh manis, harganya Rp25.000,00. Sehabis sarapan ditawarin juga snack, berupa kacang dan cemilan lainnya. Kubeli kacang atom seharga Rp8000,00.
Sepanjang perjalanan mayoritas pemandangannya sawah. KA berhenti sebentar di Stasiun Ngrombo, untuk menurunkan penumpang. Dari situ lanjut ke Stasiun Cepu. Sehabis Stasiun Cepu ini, selain sawah, terlihat banyak hutan jati. Bayangin kalau dijual pasti tumpukan duitnya segunung, hohoho.
Pukul 08.11 WIB sampailah di Stasiun Bojonegoro. Lanjut Stasiun Babat pukul 08.50. Karena tidur, aku nggak catet stasiun mana lagi yang terlewati, hehe. Pokoknya tepat pukul 09.57 WIB sampai di Stasiun Pasarturi. Alhamdulillah

                                Sampai juga di Stasiun Pasarturi, Surabaya

Di pintu keluar Pasarturi, sudah rapi berjejer para sopir taksi dan abang becak menawarkan diri. Untunglah, ada sepupu sudah menjemput. Kita langsung meluncur ke Jalan Mojo, rumah Om. Ternyata naik kereta sekarang dan dulu beda, ya. Itulah sekelumit cerita dari Tawang ke Pasarturi, semoga berguna buat semuanya. Salam semangat!



4 komentar:

  1. jadi ingat, waktu di tahun 2014 akhir, naik kereta api untuk pertama kalinya dalam hidupku menjelajah beberapa kota di jawa dan berakhir di lombok dan bali. seru dan membingungkan hehehe, karena tidak ada pemberitahuan mengenai stasiun dimana akan berhenti

    BalasHapus
  2. Wah, kerennya, pasti banyak cerita tuh Mbak Citra. Berapa hari itu, Mbak?

    BalasHapus
  3. mbak jadi pengen nyepur ngajak anak2 niy.. tiket harina ke surabaya berapa ya? :)

    BalasHapus