Minggu, 18 Oktober 2015

Antara Pajak dan Sedekah



Antara Pajak dan Sedekah

Membayar pajak itu berat dan sangat berat, kata sebagian orang. Apalagi yang tanahnya luas, bisnisnya besar, penghasilannya selangit. Pajaknya makin buanyak!. Padahal, dengan kepemilikan usaha maupun tanah luas, akan banyak yang dihasilkan dari tanah dan usaha tersebut. Tapi mengapa masih dianggap berat? Ya karena kita anggap itu berat. Kalau kita menganggapnya enteng atau biasa saja, yowes rapopo, bayar pajak ora masalah kok. Apalagi, kalau kita niatkan bayar pajak sebagai sedekah. Wow, bintang-bintang pahala sudah menghadang di depan kita.

Menurut Ary Ginanjar di http://www.pajak.go.id, membayar pajak dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu : secara fisik menjadi beban atau kehilangan uang, secara kemanusiaan menjadi media untuk berbagi, dan secara spiritual melaksanakan perintah Tuhan.
Sebagai orang awam, beban membayar pajak pasti iya. Karena kita terpaksa dan dipaksa keluarkan uang buat bayar pajak. Lha buat bayar sekolah, kuliah, beli susu, beli motor, beli hp baru? Hehe, selalu ada dana tetapi kita sering tutup mata dengan pajak. Ubah pemikiran bahwa bayar pajak bukan karena terpaksa apalagi dipaksa. Niatkan sebagai  sedekah, mudah, kan?
Dilihat dari sisi kemanusiaan, ini adalah cara kita berbagi. Dari pajak, pemerintah bisa membangun berbagai sarana dan prasarana umum. Mulai dari jembatan, sampai kita nikmati jalan tol yang mulus. Berbagi itu indah, kata Pak Ustad, setuju?
Sedangkan secara spiritual melaksanakan perintah Tuhan. Seperti yang dikatakan Ary Ginanjar bahwa setiap rupiah yang kita bayarkan  untuk bayar pajak menjadi jalan menuju surga-Nya. Nah, tunggu apalagi hayo…
Bayarnya dimana? ngitungnya gimana? Tak perlu pusing,  Zeti Arina, ketua IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia) wilayah Surabaya ini sebagai “konsultan pajak“ beliau sangat peduli dan terus mengedukasi masyarakat tentang pajak. Bisa klik di www.artharayaconsult.com.  Jadi, segala hitungan pajak yang mremet bukan alasan lagi untuk malas bayar pajak. Yuk, anggap pajak sebagai sedekah dan berpahala. Anggap yang sulit menjadi mudah, yang mudah akan semakin mudah. Semangat!





0 komentar:

Posting Komentar