Senin, 12 Januari 2015

Pajak, Kawan atau Lawan?



Pajak, Kawan atau Lawan?

                                                      Sumber gambar http://sidomi.com/

Pajak bagai monster bagi orang yang anti pajak. Hitam, kelam, buram dan menakutkan. Menjadi lawan, mungkin seperti itulah bayangan sebagian orang akan kata pajak. Tak bisakah pajak dijadikan putih abu-abu? Yang penuh keceriaan, menjadi kawan dan membuat orang happy? Yang pasti, pajak bukanlah masalah sepele. Bisa dikatakan serius dan sangat berhubungan dengan keseharian kita.
Tahukah Anda, kita ke supermarket beli odol, dikenakan pajak, ke restoran makan pizza, kena pajak juga, hanya mungkin ke pasar tradisional beli pecel, tak ada aturan bayar pajak. Tapi penjual pecel, biasanya juga harus bayar karcis harian. Bagaimanapun, pemahaman, pengetahuan dan kesadaran akan pajak hanya diketahui segelintir orang. Zeti Arina, perempuan tangguh yang merupakan CEO Artha Raya Consultant, giat mengajak warga sadar pajak. Keseriusannya bisa dilihat dari sepak terjangnya mensosialisasikan pajak. Meskipun sering ditolak karena apapun yang berbau pajak banyak orang ‘anti’, ia tak patah arang.
Beliau semakin giat mengedukasi masyarakat akan pentingnya pajak. Berkat kegigihannya, ia terpilih menjadi Ketua Ikatan Konsultan Pajak Cabang Surabaya untuk masa bakti 2014 – 2019. Menurutnya, menyepelekan pajak sangat tidak dianjurkan. Keuntungan dengan membayar pajak memang sering kita abaikan. Toh, buat apa, sih bayar pajak? Tetapi jangan salah, menunda kewajiban membayar pajak bisa berakibat fatal. Tak mau kan omset, bisnis dan keuangan kita berlebih, tetapi anti pajak. Suatu saat kala petugas pajak datang, menghitung lalu mengkalkulasi pajak kita, dan tara! Biaya pajak yang harus kita keluarkan membumbung tinggi. Kita akan gelagapan dan pada akhirnya kita keteteran sendiri untuk menutup biaya pajak. Jadi mulai dari sekarang hitung pajak dengan cermat, bayarlah pada saat yang tepat, tak perlu menunda. Ingat slogan, orang bijak taat pajak!
Pada akhirnya keuntungan dari pajak akan kembali lagi ke diri kita. Jalanan mulus tanpa lubang, jembatan kokoh dan lebar, fasilitas publik yang bersih dan rapi. Meski tertatih, membayar pajak adalah kewajiban, tak perlu ditunda. Pajak bukanlah lawan, jadikanlah kawan. Bagaimana dengan Anda?

0 komentar:

Posting Komentar