Kamis, 24 Juli 2014

Cernakku: Mobil Remote vs Jeruk Bali





Mobil Remot vs Jeruk Bali
Oleh: Wahyu Widyaningrum

Baru seminggu ini Awan pindah ke desa terpencil di lereng Gunung Ungaran, Jawa Tengah karena Papa pindah tugas. Sedih juga ninggalin teman-teman di Jakarta, tapi mau bagaimana lagi?
Hari Minggu pagi, Papa dan Mama ada acara di kelurahan, Awan sendirian di rumah. Sambil menggerutu dimainkannya mobil remote kesayangannya di ruang tamu. Di desa terpencil seperti ini, tidak ada yang punya mainan mobil remot, robot yang bisa jalan, ataupun skateboard. Yang ada hanya main bola dan sepedaan. Sepedanya pun harus bergantian, karena hanya sedikit yang punya sepeda. Tiba-tiba beberapa anak anak seumuran Awan memanggilnya dari depan rumah.
“Awan…Awan…yuk mainan…,” seru Alel, teman sebelah rumahnya. Terlihat Danil dan Udin di sampingnya. Awan bergegas menyingkirkan mobil remotnya di belakang  kursi, takut ketahuan teman barunya dan dipinjam, kalau rusak, sayang sekali kan harganya mahal.
“Ehmmm, ehmm, mainan apa? aku malas,” jawab Awan sekenanya.
“Mainan apa aja, ke rumahku yuk! Nanti kita makan jeruk bali. Jerukku dah pada matang,” ajak Alel kemudian. Awan terdiam beberapa saat, lalu mengangguk setuju. Daripada bengong di rumah? Awan keluar tak lupa menutup pintu depan. Tak perlu dikunci, aman kata Mama, lagipula rumah Alel di sebelah rumahnya persis.
Berempat mereka ke rumah Alel. Di depan rumahnya tampak pohon jeruk balinya berbuah lebat. Buahnya segede buah kelapa, hanya lebih bulat. Alel langsung masuk ke rumah, tak lama sudah keluar dengan membawa 3 buah jeruk bali yang besar-besar dan sebuah pisau. Awan melihatnya dengan takjub, lama tak makan jeruk bali.



Dengan cekatan Alel memotong jeruk bali menjadi 4 bagian, lalu masing-masing dibelah lagi menjadi 2 bagian. Danil dan Udin langsung mengambil dan memakannya dengan riang. Awan ikut-ikutan. Setelah puas makan jeruk bali Danil punya ide jitu.
“Yuk kita bikin mobil-mobilan dari kulit jeruk bali,” ajaknya.
“Ayukkkk,” sahut Alel dan Udin serempak. Awan diam saja, tak tahu maksud teman-temannya. Dengan cepat Alel memotong beberapa kulit jeruk menjadi kotak agak besar, lalu membuat 4 buat lingkaran dan memotongnya hati-hati dengan pisau. Kemudian dengan lidi digabungkannya keempat kulit jeruk bali berbentuk lingkaran menjadi sebuah roda yang ditempatkan di pinggir kulit yang berbentuk kotak. Jadi deh sebuah mobil dari kulit jeruk bali. Danil dan Udin juga membuat hal serupa. Ada yang ditambah beberapa hiasan juga. Awan penasaran sekali. Ia membuatnya sendiri, dan hasilnya? tak kalah dengan buatan teman-temannya.
Berempat mereka ramai sekali balapan mobil dari kulit jeruk bali.
“Ngeng…ngeng…ngeng…,” serunya keras-keras. Awan melupakan semua kesedihannya. Dia merasa gembira bisa membuat sebuah mobil mainan dari sebuah kulit jeruk dan dapat bermain dengan teman-teman barunya.
Tiba-tiba awan berlari pulang ke rumah, Alel, Udin dan Danil tampak keheranan. Tak berapa lama, Awan datang lagi dengan membawa mobil remot-nya.
“Ini, kalian boleh memainkannya. Caranya begini,”  kata Awan sambil mengajari cara memainkan remote control-nya. Danil, Alel dan Udin sangat antusias dan gembira. Mereka bergantian memainkannya. Awan lebih suka dengan mobil kulit jeruk balinya.
Awan tersenyum, tak menyesal pindah ke desa terpencil. Banyak pelajaran yang didapat, dan berbagi, adalah hal yang sangat menyenangkan. Mobil remot vs jeruk bali, kamu lebih suka yang mana?

*Cernak ini telah dimuat di Majalah Potret Anak Cerdas
Edisi 2/Tahun I/2013 
Hal. 7

0 komentar:

Posting Komentar