Dari Tawang ke Pasarturi
Ahad, 17 April 2016 adalah hari yang
kutunggu. Hari itu Penulis Ambarawa mengadakan kopdar di Aula Mater Alma,
Ambarawa. Sayangnya, Sabtu, tanggal 16 April 2016 aku harus ke Surabaya karena
dapat kabar duka om meninggal. Kuputuskan untuk berangkat ke Surabaya bersama
Mbakyu dan Masku. Artinya, aku nggak jadi ketemuan dengan teman-teman komunitas
Penulis Ambarawa. Tak apalah, lain waktu insyaallah
bisa ngumpul lagi bareng mereka.
Biar nyaman, diputuskan naik Kereta Api dari
Stasiun Tawang. Pilihan jatuh ke KA Harina, kelas eksekutif. Jam berangkat
05.30 WIB, on time.
Karena pagi banget, jam 03.30 WIB kami
berangkat dari Sumowono. Brrr, udara dingin menusuk sampai ke tulang. Bangunku
dari jam 1 dini hari, lho. Hoahem, masih ngantuk berat. Bereskan ini itu karena
krucils bakal kutinggal seharian.
Dengan diantar sopir kami menuju Stasiun
Tawang. Seumur-umur, baru sekali ni ke stasiun yang terletak di Semarang ini. Di
sana, ada beberapa titik perbaikan yang belum selesai digarap.
Stasiun Tawang, Semarang
Karena beli tiketnya online, kita musti nyetak sendiri di
tempat yang sudah disediakan. Ada 4 komputer waktu nyetak tiket. Di samping
kanan pintu masuk, masih banyak komputer. Kita isi kode tiketnya, sentuh kata
cetak, tercetaklah tiketnya. Eh, waktu ambil kertas tiketnya, hati-hati, ya. Agak
susah, kudu ekstra hati-hati biar
nggak sobek.
Tiket KA. Harina, waktu ngeprint nyobeknya hati-hati, lho :)
Awalnya bingung juga lha wong kami bertiga sudah lama nggak naik
KA. Terakhir kuingat naik pramex, jaman masih ngantor, dari Yogyakarta menuju
Solo. Tiketnya Rp5000,00. Itupun beli di
loket. Di dalam kereta dijeglok sama kondekturnya. Di stasiun masih banyak
pengamen dan penjaja asongan.
Ternyata sekarang sudah beda banget sama
dulu. Stasiun bersih, nggak ada yang maksa kita beli ini itu, aman tentram
damai sejahtera. Dulu, ngantuk dikit aja sandal bisa hilang, lho.
Masuk di ruang tunggu, tempatnya bersih
dan nyaman. Gedungnya juga keren banget, bangunan kuno yang pastinya banyak
menyimpan cerita sejarah. Kita langsung kasihkan tiket ke petugas plus perlihatkan KTP. Sambil nunggu KA
Harina datang, aku perhatikan stasiun yang bersih. Toiletnya juga bersih dan
gratis.
Ruang tunggunya keren, langit-langitnya tinggi. Gedung kuno yang sangat eksotis.
Tempat ngecek tiket KA. Lihat aja bangunannya, kuno dan unik
Jam 5 kita naik ke atas KA Harina.
Segerbong hanya terisi 10 orang, nggak penuh. Ada 2 TV di pojok gerbong. Isinya
tentang pelayanan KA. Dilanjutkan film Jacky Chang menemani perjalanan. Entahlah
judulnya apa. Di depan masing-masing tempat duduk ada 2 colokan, bisa buat nge-charge gadget yang kita bawa.
Gerbong KA juga bersih, lho, setiap
sejam sekali petugas cleaning service
(di baju bagian punggung tertulis on trip
cleaning) siap membersihkan gerbong. Pramugara dan pramugari KA juga
menawarkan sarapan pagi. Kita beli nasi goreng dan teh manis, harganya
Rp25.000,00. Sehabis sarapan ditawarin juga snack,
berupa kacang dan cemilan lainnya. Kubeli kacang atom seharga Rp8000,00.
Sepanjang perjalanan mayoritas
pemandangannya sawah. KA berhenti sebentar di Stasiun Ngrombo, untuk menurunkan
penumpang. Dari situ lanjut ke Stasiun Cepu. Sehabis Stasiun Cepu ini, selain
sawah, terlihat banyak hutan jati. Bayangin kalau dijual pasti tumpukan duitnya
segunung, hohoho.
Pukul 08.11 WIB sampailah di Stasiun
Bojonegoro. Lanjut Stasiun Babat pukul 08.50. Karena tidur, aku nggak catet
stasiun mana lagi yang terlewati, hehe. Pokoknya tepat pukul 09.57 WIB sampai
di Stasiun Pasarturi. Alhamdulillah.
Sampai juga di Stasiun Pasarturi, Surabaya
Di pintu keluar Pasarturi, sudah rapi
berjejer para sopir taksi dan abang becak menawarkan diri. Untunglah, ada
sepupu sudah menjemput. Kita langsung meluncur ke Jalan Mojo, rumah Om.
Ternyata naik kereta sekarang dan dulu beda, ya. Itulah sekelumit cerita dari
Tawang ke Pasarturi, semoga berguna buat semuanya. Salam semangat!
jadi ingat, waktu di tahun 2014 akhir, naik kereta api untuk pertama kalinya dalam hidupku menjelajah beberapa kota di jawa dan berakhir di lombok dan bali. seru dan membingungkan hehehe, karena tidak ada pemberitahuan mengenai stasiun dimana akan berhenti
BalasHapusWah, kerennya, pasti banyak cerita tuh Mbak Citra. Berapa hari itu, Mbak?
BalasHapusmbak jadi pengen nyepur ngajak anak2 niy.. tiket harina ke surabaya berapa ya? :)
BalasHapus352.500 Mbak Dini :)
Hapus