Mobil Remot vs Jeruk Bali
Oleh: Wahyu Widyaningrum
Baru
seminggu ini Awan pindah ke desa terpencil di lereng Gunung Ungaran, Jawa Tengah
karena Papa pindah tugas. Sedih juga ninggalin teman-teman di Jakarta, tapi mau
bagaimana lagi?
Hari
Minggu pagi, Papa dan Mama ada acara di kelurahan, Awan sendirian di rumah.
Sambil menggerutu dimainkannya mobil remote
kesayangannya di ruang tamu. Di desa terpencil seperti ini, tidak ada yang
punya mainan mobil remot, robot yang bisa jalan, ataupun skateboard. Yang ada hanya main bola dan sepedaan. Sepedanya pun
harus bergantian, karena hanya sedikit yang punya sepeda. Tiba-tiba beberapa
anak anak seumuran Awan memanggilnya dari depan rumah.
“Awan…Awan…yuk
mainan…,” seru Alel, teman sebelah rumahnya. Terlihat Danil dan Udin di
sampingnya. Awan bergegas menyingkirkan mobil remotnya di belakang kursi, takut ketahuan teman barunya dan
dipinjam, kalau rusak, sayang sekali kan harganya mahal.
“Ehmmm,
ehmm, mainan apa? aku malas,” jawab Awan sekenanya.
“Mainan
apa aja, ke rumahku yuk! Nanti kita makan jeruk bali. Jerukku dah pada matang,”
ajak Alel kemudian. Awan terdiam beberapa saat, lalu mengangguk setuju.
Daripada bengong di rumah? Awan keluar tak lupa menutup pintu depan. Tak perlu
dikunci, aman kata Mama, lagipula rumah Alel di sebelah rumahnya persis.
Berempat
mereka ke rumah Alel. Di depan rumahnya tampak pohon jeruk balinya berbuah
lebat. Buahnya segede buah kelapa, hanya lebih bulat. Alel langsung masuk ke
rumah, tak lama sudah keluar dengan membawa 3 buah jeruk bali yang besar-besar
dan sebuah pisau. Awan melihatnya dengan takjub, lama tak makan jeruk bali.
Dengan
cekatan Alel memotong jeruk bali menjadi 4 bagian, lalu masing-masing dibelah
lagi menjadi 2 bagian. Danil dan Udin langsung mengambil dan memakannya dengan
riang. Awan ikut-ikutan. Setelah puas makan jeruk bali Danil punya ide jitu.
“Yuk
kita bikin mobil-mobilan dari kulit jeruk bali,” ajaknya.
“Ayukkkk,”
sahut Alel dan Udin serempak. Awan diam saja, tak tahu maksud teman-temannya.
Dengan cepat Alel memotong beberapa kulit jeruk menjadi kotak agak besar, lalu
membuat 4 buat lingkaran dan memotongnya hati-hati dengan pisau. Kemudian
dengan lidi digabungkannya keempat kulit jeruk bali berbentuk lingkaran menjadi
sebuah roda yang ditempatkan di pinggir kulit yang berbentuk kotak. Jadi deh
sebuah mobil dari kulit jeruk bali. Danil dan Udin juga membuat hal serupa. Ada
yang ditambah beberapa hiasan juga. Awan penasaran sekali. Ia membuatnya sendiri,
dan hasilnya? tak kalah dengan buatan teman-temannya.
Berempat
mereka ramai sekali balapan mobil dari kulit jeruk bali.
“Ngeng…ngeng…ngeng…,”
serunya keras-keras. Awan melupakan semua kesedihannya. Dia merasa gembira bisa
membuat sebuah mobil mainan dari sebuah kulit jeruk dan dapat bermain dengan
teman-teman barunya.
Tiba-tiba
awan berlari pulang ke rumah, Alel, Udin dan Danil tampak keheranan. Tak berapa
lama, Awan datang lagi dengan membawa mobil remot-nya.
“Ini,
kalian boleh memainkannya. Caranya begini,”
kata Awan sambil mengajari cara memainkan remote control-nya. Danil, Alel dan Udin sangat antusias dan
gembira. Mereka bergantian memainkannya. Awan lebih suka dengan mobil kulit
jeruk balinya.
Awan
tersenyum, tak menyesal pindah ke desa terpencil. Banyak pelajaran yang
didapat, dan berbagi, adalah hal yang sangat menyenangkan. Mobil remot vs jeruk
bali, kamu lebih suka yang mana?
*Cernak ini telah dimuat di Majalah Potret Anak Cerdas
Edisi 2/Tahun I/2013
Hal. 7
Hal. 7