Antara Pajak dan Sedekah
Membayar pajak itu berat dan sangat
berat, kata sebagian orang. Apalagi yang tanahnya luas, bisnisnya besar, penghasilannya
selangit. Pajaknya makin buanyak!.
Padahal, dengan kepemilikan usaha maupun tanah luas, akan banyak yang dihasilkan
dari tanah dan usaha tersebut. Tapi mengapa masih dianggap berat? Ya karena kita
anggap itu berat. Kalau kita menganggapnya enteng atau biasa saja, yowes rapopo, bayar pajak ora masalah kok. Apalagi, kalau kita
niatkan bayar pajak sebagai sedekah. Wow, bintang-bintang pahala sudah
menghadang di depan kita.
Menurut Ary Ginanjar di http://www.pajak.go.id, membayar pajak dapat dilihat dari
tiga dimensi, yaitu : secara fisik menjadi beban atau kehilangan uang, secara
kemanusiaan menjadi media untuk berbagi, dan secara spiritual melaksanakan
perintah Tuhan.
Sebagai orang awam, beban membayar pajak
pasti iya. Karena kita terpaksa dan dipaksa keluarkan uang buat bayar pajak. Lha
buat bayar sekolah, kuliah, beli susu, beli motor, beli hp baru? Hehe, selalu
ada dana tetapi kita sering tutup mata dengan pajak. Ubah pemikiran bahwa bayar
pajak bukan karena terpaksa apalagi dipaksa. Niatkan sebagai sedekah, mudah, kan?
Dilihat dari sisi kemanusiaan, ini
adalah cara kita berbagi. Dari pajak, pemerintah bisa membangun berbagai sarana
dan prasarana umum. Mulai dari jembatan, sampai kita nikmati jalan tol yang
mulus. Berbagi itu indah, kata Pak Ustad, setuju?
Sedangkan secara spiritual melaksanakan
perintah Tuhan. Seperti yang dikatakan Ary Ginanjar bahwa setiap rupiah yang
kita bayarkan untuk bayar pajak menjadi
jalan menuju surga-Nya. Nah, tunggu apalagi hayo…
Bayarnya dimana? ngitungnya gimana? Tak perlu
pusing, Zeti Arina, ketua IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia) wilayah Surabaya
ini sebagai “konsultan pajak“ beliau
sangat peduli dan terus mengedukasi masyarakat tentang pajak. Bisa klik di www.artharayaconsult.com. Jadi, segala hitungan pajak yang mremet bukan alasan lagi untuk malas
bayar pajak. Yuk, anggap pajak sebagai sedekah dan berpahala. Anggap yang sulit
menjadi mudah, yang mudah akan semakin mudah. Semangat!
0 komentar:
Posting Komentar